Setiap manusia di dalam hidup ini pasti mengharapkan kebahagiaan, entah itu orang muslim atau orang kafir.

Namun, orang yang beriman tahu bahwa kebahagiaan bukan hanya tertelak pada dunia, namun kebahagiaan terletak di alam Akhirat, dan itu merupakan kebahagiaan yang hakiki…

Banyak cara untuk menggapai kebahagian di dunia dan akhirat yang telah Allah  Ydan RasulNya jelaskan di dalam Al Quran atau Hadist.

Dan ketahuilah bahwa cara yang paling ampuh untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah Ikhlas, karena Allah lidak pernah menyuruh hambaNya untuk beribadah kecuali harus ada keikhlasan di dalamnya, dan ibadah kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat, Allah Ta’Ala berfirman,

فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ

Beribadahlah kepada Allah dengan Ikhlas (QS. Az Zumar: 2)

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ

Katakanlah “aku diperintahkan untuk hanya menyembah Allah dengan Ikhlas”.  (QS. Az Zumar:11)

Dan banyak lagi ayat serta hadist yang menjelaskan kepada kita bahwa baiknya sebuah amal tergantung dengan niatnya, dan niat yang baik hanya berasal dari hati yang baik, dan pemilik hati yang baik dialah sang peraih kebahagiaan.

Maka, perlu sekali kita mengetahui kiat-kiat agar menjadi orang yang ikhlas,

  1. Doa

Hidayah berada di tangan Allah Y, dan hati manusia berada diantara dua jari dari jari jari Allah Ta’Ala Dia membolak balik hati tersebut sesuai dengan keinginanNya.

Maka kembalilah kepada Dzat yang ada pada tanganNya hidayah, mintalah kepadaNya keikhlasan dalam setiap amalan, Al Faruq Umar bin Khattab zsering sekali berdoa mengatakan,

Ya Allah, jadikanlah seluruh amalanku amal yang saleh, dan jadikanlah seluruh amalanku hanya ikhlas mengharap wajahMu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku karena orang lain.

  1. Menyembunyikan Amal

Setiap amalan yang disyariatkan untuk di sembunyikan pasti lebih berpeluang untuk di terima karena lebih ikhlas, dan seorang mukmin mengetahui bahwa amal yang baik harus di sembunyikan layaknya kita menyembunyikan amal yang buruk, Rasulullah bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ… وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

“Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya…. seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya”. (Mutafaqun Alaih).

Berkata Bisyr bin Al Harist, “janganlah engkau beramal agar diingat manusia, tutupilah amalan baikmu seperti engkau menutupi amal burukmu”.

Telah Allah muliakan sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari dari pada siang hari, dan juga telah Allah muliakan istigfar di malam hari, karena amalan tersebut lebih tersembunyi, dan lebih menjaga keikhlasan.

  1. Melihat Amalan Orang Yang Lebih Soleh

Di dalam menimbang amal soleh janganlah kita melihat kepada manusia di zaman ini yang mungkin banyak dari mereka yang tidak sepertimu di dalam mengejar kebaikan, namun lihatlah para Nabi- Nabi dan para orang soleh.

Allah Ta’ala berfirman,

أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)”. Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. (Qs. Al An’Am:90)

 Bacalah cerita cerita para orang sholeh, para ulama, para hamba Allah karena itu dapat menambah iman kita.

  1. Menganggap Remeh Amalan Diri

Kehancuran seorang hamba saat ia bangga dengan dirinya, saat ia melihat amal yang ia kerjakan dengan mata yang ‘ujub, padahal sesungguhnya bangga terhadap amal akan menghancurkan amalan tersebut.

Dengan kebanggan yang menancap di hati maka keikhlasanpun akan rontok yang mengakibatkan amalan tersebut hilang setelah ia kerjakan, berkata Said bin Jubair, “ ada seseorang masuk surga karena maksiat, ada juga seseorang yang masuk neraka karena amal baik”, maka bertanyalah seseorang padanya, “mengapa bisa demikian?”, “Ya, seseorang bermaksiat lalu senantiasa takut dengan hukuman Allah, sampai Allah mengampuninya karena ketakutannya kepada Allah, dan ada seseorang yang beramal baik kemudian senantiasa bangga akan amalannya sampai bertemu dengan  Allah lalu dimasukkan kedalam neraka”.

  1. Takut Amalan Tidak Diterima

Jika engkau telah beramal suatu amalan maka takutlah amalanmu tidak diterima, para Salaf sering berdoa,

“Ya Allah aku pinta kepadaMu agar dapat beramal sholeh dan dapat menjaganya”. Menjaganya ialah dengan tidak adanya perasaan bangga atas amalan yang telah kita perbuat, namun senantiasa cemas amalannya tidak diterima.

Diriwayatkan  dari Musnad Imam Ahmad, bahwasanya Aisyahs pernah berkata kepada Rasulullah r , “Wahai Rasulullah, Allah berfirman,

dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena sesungguhnya mereka tahu) bahwa mereka akan kembali kepada Allah(QS.Al Muminun:60.  Apakah ayat tersebut diperuntunkan untuk orang yang mencuri, berzina, meminum khamr dan mereka takut kepada Allah?

Berkata Rasulullah , “Tidak wahai anak wanitanya Abu Bakar As Siddiq, ayat tersebut di peruntunkan kepada mereka yang sholat, mereka yang berpuasa, mereka yang bersedekah namun mereka takut amalannya tidak diterima”.

Oleh karena itu keikhlasan perlu digapai dengan segala kesungguhan pada saat sebelum beramal, sedang beramal, dan setelah beramal.

  1. Tidak Perduli Dengan Perkataan Manusia

Tidak berguna pujian atau celaan yang di katakan oleh manusia untuk seseorang yang telah di beri taufiq oleh Allah untuk beramal baik, jika ia di puji tidak bertambah dari dirinya kecuali ketawadhuan dan ketakutan karena pujian manusia merupakan fitnah, dan sejatinya orang yang seperti ini tahu bahwa tidak berguna pujian atau celaan kecuali pujian dan celaan Allah .

Anggaplah manusia yang masih hidup layaknya penghuni kubur dalam memberikanmu manfaat atau keburukan, yakni mereka manusia tidak dapat memberikanmu apa-apa.

Jangan kendor jika di cela, jangan tinggi jika di puji, karena keduanya adalah cobaan keikhlasan dalam beramal.

  1. Menyadari Bahwa Manusia Bukan Pemilik Surga Dan Neraka

Jika seorang hamba yang riya’ menyadari bahwa manusia yang engkau beribadah karenanya akan berdiri satu tempat yang sama dengan mu kelak di padang mahsyar dengan rasa takut dan telanjang, sadarilah bahwa keikhlasan dalam beramal harus di berikan kepada Sang pemilik surga dan neraka.

Maka untuk setiap kaum mukmin menyadari bahwa manusia tidak mempunyai surga yang dapat ia berikan kepadamu, dan tidak mempunyai kemampuan mengeluarkanmu dari neraka.

Bahkan jika seluruh manusia berkumpul mulai dari nabi Adam sampai manusia terakhir untuk memberikanmu surga mereka tidak bisa…

Lalu kenapa engkau harus beribadah karena mereka?

Jika engkau berusaha mempercantik ibadahmu agar di puji, maka bersedihlah karena engkau tidak akan mendapat apa-apa kecuali celaan, dan hati mereka akan di penuhi rasa benci kepadamu,

Rasulullah bersabda, “ Barangsiapa yang riya, maka Allah akan tampakkan keriya’annya”, (HR. Muslim)

Namun jika engkau beramal dengan ikhlas maka Allah akan mencintaimu dan para manusiapun akan senang kepadamu, Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

Sesungguhnya orang orang yang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang (Qs. Maryam:96)

  1. Ingatlah Kesendirianmu Di Alam Kubur

Kiat yang terkahir adalah menyadari bahwa perjalanan yang paling lama akan kita lewati sendiri, tak ada yang berguna kecuali amal soleh, dan semua manusia tidak akan mampu membawa keluar dari adzab kubur. Berkata Ibnul Qoyyim Rahimahullah, “menyiapkan diri untuk bertemu Allah merupakan sesuatu yang paling manjur untuk menjaga keistiqomahan, dan siapa yang jujur dalam menyiapkan diri bertemu dengan Allah maka hatinya tidak akan tergantung kepada dunia dan apa apa yang ada didalamnya”.

 

 

Ini merupakan 8 kiat yang diharapkan bisa bermanfaat dalam memupukkan keikhlasan kita dalam beribadah.

 

 

Muhammad Halid Syari

Madinah, 9-19-2016

 

Refrensi: Kitab Khutwatun Ila Saadah karya DR. AbdulMuhsin Al Qosim Hafidzohullah dengan pengurangan dan penambahan.